Jumat, 28 Desember 2012
Honda New Blade, Setingan Rolling Speed
Gerry Laurens tampil dominan dengan Honda New Blade pacuannya. Seperti yang ditampilkan ketika Honda Racing Championship (HRC) berlangsung di sirkuit Speed City, Bali, beberapa waktu lalu.
Bahkan pembalap asal Surabaya, Jawa Timur itu berhasil keluar sebagai Juara Umum di kelas Bebek 110 cc Tune Up Pemula (MP4). Ternyata, rahasianya tak hanya dari skill balap Gerry saja. Tetapi, dari engine yang punya rasio kompresi rendah dan paduan linner keramik juga piston forging.
"Ini semua menyesuaikan gaya balapnya Gerry yang cenderung halus dan suka rolling speed di tikungan. Kompresi bermain di 13,2 : 1,” sebut Sartogu Monthe selaku tunner tim Honda Banten NHK Nissin FDR (HBNNF).
Kompresi memang dipatok di angka itu. Karena kalau dibuat lebih tinggi, power bawahnya menjadi lebih besar. Takutnya ketika gas dibuka lebih awal di tikungan, pacuan menjadi sedikit lebih liar.
Apalagi menurut Monthe dengan pemakaian silinder blok yang dilengkapi linner ber-coating keramik, friksi piston jadi minim. “Selain friksi minim, piston juga pakai forging dari Kawahara Racing. Jadi bobot piston jadi lebih ringan. Power jadi mudah diraih,” aku tunner 39 tahun itu.
Memang! Selain bobot piston lebih ringan, piston forging juga memiliki keistimewaan dalam menahan kompresi sih. Part penggebuk ruang bakar alias piston yang diaplikasi, berdiameter 51,25 mm.
Buat dukung seting yang diterapkan, permainan durasi kem juga diperhitungkan. Buat klep in, membuka 33º sebelum TMA (Titik Mati Atas) dan menutup 57º setelah TMB (Titik Mati Bawah). Total durasi, jadi 270º.
Sedang buat klep ex, membuka 58º sebelum TMB dan menutup 35º setelah TMA. Total durasi buat klep buang, 273º. Durasi buat klep ex, sengaja dibuat membuka sedikit lebih lama ketimbang in. Tujuannya, biar mesin enggak cepat panas dan bikin power cepat drop.
Mengandalkan klep Honda Sonic yang diameternya dibuat ulang menjadi 26 mm (in) dan 23 mm (ex), pegas alias per klep andalkan Yoshimura. Menurut Monthe, per ini punya kelebihan dari ulir yang renggang tapi kuat.
"Batang ulir klep lebih besar, jadi tidak perlu dobel. Efeknya benturan dengan dudukan kuku klep bisa dihindari. Jadi, sil klep tidak mudah bocor dan jarak main per lebih panjang,” kata pria berdarah Batak itu.
Dari sisi pengapian, Monthe tetap menggunakan magnet standar yang bobotnya dipangkas hingga kini tersisa 600 gram. Dengan magnet yang lebih ringan, di sisi kanan tak mengaplikasi balancer. Bermain dengan koil dari YZ125, CDI mengadopsi milik BRT-Bintang Racing Team tipe I-Max Pro yang comannder-nya diseting di angka 19.
So, dengan Gerry yang ‘besar’ di sirkuit permanen layaknya sirkuit Kenjeran berkarakter rolling speed, kombinasi keduanya menghasilkan prestasi yang memukau. Info Selengkapnya
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar