Selasa, 25 Oktober 2011
Simoncelli di Mata Rider Lain
Tragis. Mungkin itulah kata yang pantas disematkan atas meninggalnya pembalap MotoGP bertalenta besar, Marco Simoncelli. “Super Sic” dinyatakan tewas akibat cidera parah yang dialaminya ketika bertabrakan dengan Colin Edwards dan Valentino Rossi di Sirkuit Sepang Malaysia, beberapa waktu lalu.
Walaupun erat dikenal sebagai salah satu pembalap yang kontroversial, sosok Simoncelli tetaplah pemuda yang dicintai banyak orang karena ketulusannya di luar trek. Berkat talenta balapnya yang besar, pembalap berambut kribo ini bahkan digadang sebagai “The Next Big Thing” oleh rekan senegaranya, Valentino Rossi.
Sungguh mengejutkan di musim keduanya pada gelaran MotoGP, Simoncelli harus menghembuskan nafas terakhir akibat tabrakan horor yang juga melibatkan Valentino Rossi dan Colin Edwards. Akibat tabrakan tersebut, helm yang digunakan “Super Sic” itu sampai terlepas dan tak sadarkan diri di tengah lintasan trek.
Berikut adalah petikan penghormatan dari rekan-rekan rider lain di MotoGP terhadap kematian Simoncelli.
“Saya syok dan sedih atas meninggalnya Marco. Ketika hal seperti ini terjadi, ini mengingatkan Anda betapa berharganya hidup. Ini betul-betul membuat saya sakit di dalam dada. Yang bisa saya ucapkan hanyalah saya turut berduka untuk seluruh keluarga Marco. Saya tidak bisa membayangkan bagaimana mereka melewati hal ini. Tapi yang jelas, pikiran dan doa kami selalu bersama mereka. Saya harap mereka semua tetap dekat melalui tragedi ini bersama-sama,” ujar Casey Stoner.
“Dalam tragedi seperti ini, tidak banyak yang bisa saya ucapkan. Saya hanya ingin memberikan belasungkawa kepada keluarga dan semua orang yang mencintainya. Saya bersama dengan Ayah Simoncelli ketika ia mendapatkan perawatan dan yang bisa kami lakukan hanyalah memeluknya. Itu adalah kecelakaan fatal dan semua orang di paddock tetap syok. Berkali-kali kami melupakan betapa olahraga ini sangat berbahaya, dan ketika kita kehilangan orang-orang seperti ini, hal-hal lai tidak lagi berarti. Jelas bahwa kami melakukan apa yang kami suka, apa yang kami cintai, tapi hari ini semua itu menjadi tak berarti,” ujar Dani Pedrosa.
“Dalam keadaan seperti ini, kata-kata tidaklah berarti. Saya pikir semua orang mencintai Marco, terutama ayah dan ibunya. Saya juga memiliki anak, dan apa yang terjadi hari ini adalah situasi terberat yang bisa Anda bayangkan. Saya melihat rekamannya dan saya terkejut. Dalam balapan Anda berjuang sangat keras dan tak sadar sesungguhnya bahaya mengintai Anda. Marco adalah pembalap yang tangguh dan ia selalu berupaya sangat keras. Kami balapan bersama sejak kami masih kecil. Saya lihat ia selalu melakukan semuanya maksimal. Saya melihatnya tabrakan berulang kali tanpa cidera serius. Tapi apa yang terjadi hari ini sangat tidak mungkin,” ujar Andrea Dovizioso.
“Sic seperti adik bagi saya. Sangat kuat di atas lintasan trek dan sangat manis di kehidupan normal. Saya akan sangat merindukannya,” ujar Valentino Rossi melalui akun Twitternya (@ValeYellow46). Info Selengkapnya
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
pasti rosi dan colin edward sangat merasa bersalah .. Tragis. Mungkin itulah kata yang pantas disematkan atas meninggalnya pembalap MotoGP bertalenta besar, Marco Simoncelli. “Super Sic” dinyatakan tewas akibat cidera parah yang dialaminya ketika bertabrakan dengan Colin Edwards dan Valentino Rossi di Sirkuit Sepang Malaysia, beberapa waktu lalu..
BalasHapus