Selasa, 05 Juli 2011

Mengisi Oli Sesuai Anjuran

Jakarta - Peranan oli sangat penting bagi mesin, khususnya untuk mesin motor maupun mobil. Namun apabila tidak sesuai dengan anjuran produsen mesin tersebut, tentunya akan mendatangkan masalah bagi mesin itu sendiri.

Banyak kasus teman-teman yang mengisi oli melebihi batas maksimal dari yang dianjurkan, juga banyak teman-teman motoris yang mengisi oli mesin mobil ke dalam mesin motornya. Wah, wah.. semoga tidak terjadi pada mesin motor maupun mobil kita ya.

Pada mesin mobil dan motor disediakan alat untuk mengukur kapasitas oli yang ada di mesin, sering disebut dengan Dipstick Oil. Pada Dipstick Oil tersebut ada petunjuk High/Full dan Low/Add.


Pada gambar di atas dijelaskan bahwa apabila ketinggian oli berada diantara batas Maksimal dan Minimal, maka kapasitas oli dalam mesin dapat dikatakan berada dalam kondisi NORMAL.

Jika berlebihan, segera dikurangi (dibuang melalui Oil Drain). Jika kurang, segera ditambahkan dengan oli yang sama jenisnya dengan oli yang ada di dalam mesin.



Mengapa tidak dibenarkan mengisi oli melebihi batas Maksimal?

Seluruh produsen mesin motor maupun mobil melarang kita untuk mengisi oli melebihi batas maksimal, karena akan berdampak buruk pada mesin. Seperti apakah kira-kira dampak buruknya?

Apabila kapasitas oli berlebihan, maka putaran poros engkol / crankshaft akan menyentuh genangan oli yang ada di bak karter, sehingga membuat oli menjadi berbusa yang berisi udara/gas. Hal ini dapat menimbulkan oli menjadi lebih cepat panas / overheat, beroksidasi dan kehilangan tekanan oli (loss of oil pressure).

Oli yang berbusa sukar untuk di pompa oleh pompa oli sehingga komponen mesin yang seharusnya mendapatkan pelumasan menjadi kering, dan akan rusak / macet.

Selain itu, oli yang berbusa akan membuat tekanan gas yang berlebihan di dalam ruang mesin, sehingga melalui jalur sirkulasi (PCV) akan terdorong (blow by gas) ke filter udara. Biasanya filter udara menjadi basah oli.

Motor dengan karburator, akan banyak ditemukan lapisan tipis oli, lebih parah akan menyumbat jalur-jalur dan needle valve (float valve) yang ada di karburator tersebut. Tekanan udara dari oli yang berbusa tersebut, juga merembes keluar melalui seal-seal yang ada di mesin.
Pada mesin motor, pengisian oli yang berlebihan juga mengganggu plat kopling (clutch).

Karena plat kopling menjadi terendam oli, sehingga terlalu banyak oli yang membasahi plat kopling tersebut dan menjadi Slip.

Normalnya, oli akan terlempar dengan sendirinya oleh putaran plat kopling (clutch) tersebut. Jika plat kopling slip, maka akan mengurangi umur pakainya, kehilangan tenaga dan pemborosan bensin.

Nah, jadi jelas sekarang, mengapa produsen mesin motor maupun mobil membatasi jumlah oli yang boleh dimasukkan ke dalam mesin. Kelebihan dan kekurangan adalah tidak baik buat mesin.

Jangan kelebihan isi oli dong ya...
Bisakah oli mesin mobil dipakai di mesin motor?

Bisa dibilang seluruh pabrik oli akan berkata TIDAK DIANJURKAN. Mengapa demikian?

Oli mesin motor bisa dibilang lebih rumit spesifikasi dan karakteristiknya ketimbang oli mesin mobil.


Oli pada mesin mobil dirancang untuk melumasi Bushing dan Bearing maupun pergerakan piston saja.

Jadi pada mesin mobil, dibutuhkan oli yang licin dan mampu membuat lapisan tipis untuk melumasi komponen-komponen yang bergesekan tadi. Umumnya oli mesin mobil ditambahkan aditif Friction-Modifiers untuk memperkecil gesekan.

Apa akibatnya jika oli licin tadi dipakai di mesin motor? Tentunya untuk mesin motor yang menggunakan kopling basah (wet clutch), akan membuat kopling menjadi slip karena licin.

Jadi, kopling basah mesin motor memerlukan oli yang tidak licin sehingga kopling bisa tetap ‘gigit’, tidak kehilangan tenaga.

Dengan kata lain, pada oli mesin motor, tidak boleh ada Friction Modifiers (Menurut standard JASO MA), atau ada sedikit Friction Modifiers (Menurut standard JASO MB).

Viskositas (keenceran) Oli akan rusak oleh roda gigi. Umumnya roda gigi transmisi mesin motor menyatu dengan mesin motor itu sendiri, sehingga oli akan membasahi roda-roda gigi tadi. Untuk itu oli motor dirancang untuk tahan terhadap ‘perasan’ roda-roda gigi transmisi agar viskositasnya tidak rusak.


Sementara untuk mesin mobil, roda-roda gigi transmisi berada pada bagian terpisah, dan dilumasi khusus oleh oli transmisi.

Banyak ditemukan di toko perlengkapan motor menjual oli yang sebenarnya untuk mesin mobil. Wah wah.. buat konsumen tentunya bikin bingung...

Biar mudahnya... oli untuk mesin motor, pastikan ada tertulis 4T yang digunakan untuk mesin motor jenis 4 tak maupun mesin motor 2 tak.
(Oli samping motor 2 tak bertuliskan kode 2T, bukan untuk dimasukkan ke ruang mesin).

Sementara, kalau oli mesin mobil, biasanya langsung tertulis angka viskositasnya secara jelas, misalnya 10W40, 5W30, 20W50, dst..

Selain itu, pastikan untuk motor dengan sistem Kopling Basah (Wet Clutch System) menggunakan oli mesin motor yang mencantumkan standard JASO MA (untuk kebanyakan motor di Indonesia memerlukan standard JASO MA, umumnya motor Jepang atau Asia).

Jangan salah isi oli dong ya...

RINGKASAN:

Biar lebih jelas lagi..

1. Oli Mesin mobil, ada kandungan Friction-Modifiers yang membuat oli sangat licin, dan membuat lapisan film pada metal yang bergesekan, agar licin / sedikit gesekan.

2. Oli Mesin Motor dengan Standard JASO MA, TIDAK ADA kandungan Friction-Modifiers, sehingga kopling basah tidak slip.

3. Oli Mesin Motor dengan Standard JASO MB, ADA ditambahkan sedikit kandungan Friction-Modifiers, namun ditujukan untuk mesin2 motor yang Advance Wet Clutch (kopling basah yang khusus). Masih sedikit sekali motor yang menggunakan oli dengan standard JASO MB. Info Selengkapnya

Semoga bermanfaat Bro!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar